Di Tengah Invasi Covid-19, Jagalah Diri agar Tetap Waras
Minggu, 22 Maret 2020 13:16 WIBDi tengah hiruk-pikuk sekarang ini, penting bagi kita untuk menjaga diri, bukan saja kesehatan jasmani kita agar tidak terpapar Covid-19, tapi juga menjaga kesehatan jiwa agar tetap waras melihat kebenaran dan kebaikan.
Jika kita ikut bergabung dengan beberapa grup WA, maupun membaca berita di media online serta menonton televisi, kita akan melihat beragamnya respons terhadap invasi Covid-19. Dari Presiden hingga pedagang kaki lima, dari artis ternama dan selebgram hingga pengangguran.
Sebagian orang bersikap cemas dan cenderung panik mengenai apa yang harus dilakukan menghadapi perkembangan keadaan: jumlah kasus positif bertambah, begitu pula yang meninggal dunia, walau ada pula yang sembuh. Sebaran geografisnya pun makin meluas, jauh dari ibukota negara.
Sebagian orang memborong bahan kebutuhan pokok hingga hand sanitizer dan berburu masker, berapapun harganya tidak peduli. Ada pula yang setiap kali habis memegang sesuatu, membasuh tangannya dengan sabun. Seluruh ruang rumahnya disemprot dis-infektan. Barang-barang pribadi tidak boleh disentuh orang lain. Mendorong pintu rumah bukan dengan memegang gagangnya, tapi siku tangannya mendorong daun pintu.
Sebagian lagi merasa memahami cara-cara menghadapi Covid-19. Mereka cenderung rasional dalam bersikap, dalam pengertian tidak paranoid tapi juga tidak meremehkan. Mereka merasa tahu tentang apa yang harus dilakukan agar tidak terpapar Covid-19, atau jika merasa tidak enak badan harus melakukan apa. Mereka merasa berkepentingan untuk mengedukasi orang lain di samping menjaga diri masing-masing.
Sebagian di antara mereka percaya bahwa jika Sang Pencipta menghendaki mereka terpapar, maka hal itu bakal terjadi. Namun, mereka berusaha untuk menjaga diri agar tidak terpapar. Jika ikhtiar sudah dijalankan, selebihnya dikembalikan kepada Sang Pencipta, yang juga menciptakan virus Corona. Jurus bumi alias ikhtiar manusia dan jurus langit alias berdoa sama-sama dikerahkan agar selamat dan sehat.
Sebagian lagi merasa bahwa Covid-19 tidak begitu berbahaya seperti diberitakan, sehingga mereka masih juga mengikuti acara wisata atau kumpul-kumpul reuni. Mereka merasa tahu bagaimana mengadakan kegiatan yang aman. Bahkan, ada 'pemberani' yang menggelar resepsi pernikahan yang mengundang ratusan tamu. Di Bandung, misalnya, Sabtu malam berlangsung resepsi pernikahan dengan tamu undangan yang banyak. Di Samarinda, Ahad ini, kabarnya akan dilangsungkan resepsi besar-besaran sebab yang punya hajat seorang pejabat publik.
Sebagian lainnya menjadikan corona sebagai bahan olok-olok, kelakar, dan canda. Mereka ini niscaya tahu bahwa virus ini sudah memakan korban jiwa hingga ribuan dalam waktu singkat. Namun, selera humor mereka tetap berjalan, bahkan terkadang berlebihan dalam membuat candaan sehingga terkesan agak aneh. Entah mereka memang masih sehat secara kejiwaan, atau memang begitulah cara mereka meredakan kecemasan dan ketegangan atau bahkan membuli orang lain dan menertawakan kepedihan orang lain.
Ada pula yang sepenuhnya pasrah dan mengembalikan semua urusan sehat dan tidak, hidup dan mati, kepada Sang Pencipta tanpa melakukan ikhtiar apapun. Ikhtiar itu umpamanya menghindari kerumunan orang, menjaga kebersihan tubuh, menjaga jarak dengan orang lain agar tidak terpapar virus. Mereka merasa tak perlu melakukan berbagai ikhtiar semacam itu. Jika sudah waktunya, ya terima saja.
Di grup WA manapun juga ada orang-orang yang tanpa beban apapun mengirim berbagai macam gambar, video, atau tulisan mengenai Covid-19, dan terkesan tanpa pikir panjang. Entah gambar, video, atau tulisan itu sudah diperiksa kebenarannya atau belum, apakah itu hoax atau bukan, mereka tidak peduli. Pokoknya disebarluaskan. Materinya tentu saja beragam, tak semuanya berguna, malah banyak yang bikin sesak napas.
Di tengah hiruk-pikuk respons yang beragam seperti itu, penting bagi kita untuk menjaga diri, bukan saja kesehatan jasmani kita agar tidak terpapar Covid-19, tapi juga menjaga kesehatan jiwa agar tetap waras melihat kebenaran dan kebaikan. Menjaga kewarasan agar kita bisa berpikir jernih sungguh penting di tengah kegalauan seperti sekarang. >>
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Hasil Survei Pilpres yang Ngeri-ngeri Sedap
Jumat, 29 Desember 2023 14:00 WIBDebat tentang Etika, Elite Politik Saling Mempermalukan
Kamis, 21 Desember 2023 12:31 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler